Hari raya Kuningan adalah hari raya yang dirayakan umat Hindu Dharma di Bali. Perayaan ini jatuh pada hari Saniscara (Sabtu), Kliwon, wuku Kuningan. Hari raya ini dilaksanakan setiap 210 hari, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali.
Berdasarkan beberapa referensi yg saya baca (babad bali) pada hari raya kuningan itu Pada hari Saniscara Keliwon Wuku Kuningan (hari raya atau Tumpek Kuningan), Ida Sanghyang Widhi para Dewa dan Pitara-pitara turun lagi ke dunia untuk melimpahkan karuniaNya berupa kebutuhan pokok tersebut. Pada hari itu dibuat nasi kuning, lambang kemakmuran dan dihaturkan sesajen-sesajen sebagai tanda terimakasih dan suksmaning idep kita sebagai manusia (umat) menerima anugrah dari Hyang Widhi berupa bahan-bahan sandang dan pangan yang semuanya itu dilimpahkan oleh beliau kepada umatNya atas dasar cinta-kasihnya. Di dalam tebog atau selanggi yang berisi nasi kuning tersebut dipancangkan sebuah wayang-wayangan (malaekat) yang melimpahkan anugrah kemakmuran kepada kita semua. dan Menurut kaum tradisional di Bali dan Jawa, minggu ini dilindungi oleh Batara Indra. Pada minggu ini jatuh hari Raya Kuningan pada hari Sabtu-Kliwon.
Berdasarkan beberapa referensi diatas saya mempunyai beberapa buah pemikiran yang mana dalam hari raya kuningan ini saya menghubungkan kata kuningan dengan kata hening, jadi mengapa kita harus hening? karena dengan hening kita bisa berpikir yang baik dan dengan berpikir yg positiflah kita bisa melakukan dan berkata yang positif pula yang tentunya berawal dari keheningan itu sendiri, jadi apa yg harus kita lakukan di hari raya kuningan ini? tentunya kita mengheningkan hati dan jiwa raga dengan berbagai hal yang positif.
Berdasarkan beberapa referensi yg saya baca (babad bali) pada hari raya kuningan itu Pada hari Saniscara Keliwon Wuku Kuningan (hari raya atau Tumpek Kuningan), Ida Sanghyang Widhi para Dewa dan Pitara-pitara turun lagi ke dunia untuk melimpahkan karuniaNya berupa kebutuhan pokok tersebut. Pada hari itu dibuat nasi kuning, lambang kemakmuran dan dihaturkan sesajen-sesajen sebagai tanda terimakasih dan suksmaning idep kita sebagai manusia (umat) menerima anugrah dari Hyang Widhi berupa bahan-bahan sandang dan pangan yang semuanya itu dilimpahkan oleh beliau kepada umatNya atas dasar cinta-kasihnya. Di dalam tebog atau selanggi yang berisi nasi kuning tersebut dipancangkan sebuah wayang-wayangan (malaekat) yang melimpahkan anugrah kemakmuran kepada kita semua. dan Menurut kaum tradisional di Bali dan Jawa, minggu ini dilindungi oleh Batara Indra. Pada minggu ini jatuh hari Raya Kuningan pada hari Sabtu-Kliwon.
Berdasarkan beberapa referensi diatas saya mempunyai beberapa buah pemikiran yang mana dalam hari raya kuningan ini saya menghubungkan kata kuningan dengan kata hening, jadi mengapa kita harus hening? karena dengan hening kita bisa berpikir yang baik dan dengan berpikir yg positiflah kita bisa melakukan dan berkata yang positif pula yang tentunya berawal dari keheningan itu sendiri, jadi apa yg harus kita lakukan di hari raya kuningan ini? tentunya kita mengheningkan hati dan jiwa raga dengan berbagai hal yang positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar